Rabu, 09 Februari 2011

hadits salam

MENJAWAB SALAM TERHADAP AHLI KITAB


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
“Hadits Tematis”


Dosen pengampu:
H. Muhammad Akib, M.Ag







Disusun oleh :
Lailatul Munafi’ah 9031 028 09



JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL
PRODI PERBANDINGAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI 2010


MENJAWAB SALAM TERHADAP AHLI KITAB
حد ثنا عثما ن بن ابي شيبة حدثنا هشيم اخبرنا عبيدا لله بن ابي بكربن انس حدثنا انس ابن ما لك رضي ا لله عنه قا ل قال النبي صلي ا لله عليه و سلم اذا سلم عليكم اهل الكتا ب فقولواوعليكم
Artinya: “Mewartakan utsman bin abi saibah, mewartakan husyaim memberitakan kepada kita Ubaidillah bin Abi Bakar bin Anas menceritakan kepada kita Anas bin Malik berkata : Rasulullah bersabda: Jika ada salah seorang dari Ahli kitab mengucapkan salam maka jawablah wa’alaikum”
1. Latar Belakang
Ucapan salam merupakan penghormatan yang bukan dalam pergaulan dunia saja tapi di akhirat juga. Mengucapkan salam, memulai dan menjawab salam ketika bertemu adalah kebudayaan dalam masyarakat kaum Muslimin yang sangat besar artinya.
Mengenai tata cara dan kapan kita mengucapkan salam oleh Islam juga sudah diatur sedemikian rupa. Sehingga agama Islam dilihat sebagai agama yang saling menyayangi, saling peduli terhadap sesama yang tercermin dalam sebuah pergaulan antar sesama umat Islam, sebagai contoh dalam setiap bertemu mereka saling sapa dengan mengucapkan salam sebagai do’a agar selamat dari semua mara bahaya atau perkara yang tidak di inginkan. Dan sebagai muslim lain yang mendengarkan mereka dianjurkan juga menjawab salam sebagai balasan do’a keselamatan terhadapnya.
Isi dan inti dari mengucapkan salam itu adalah do’a dan pengharapan semoga orang yang kepadanya diucapkan salam senantiasa memperoleh keselamatan. Jika ada muslim yang lain mengucapkan salam maka wajib bagi muslim lain untuk menjawabnya. Sedangkan mengenai memulai atau memulai salam kepada non-muslim masih ada perbedaan pendapat. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas masalah tersebut.
2. Syarah Mufrodat
a. سلم: merupakan fi’il madhi yang ikut wazan (فعل), mempunyai arti yang mengucapkan salam. Dalam hadits ini yang dimaksud dengan yang mengucapkan salam adalah ahli kitab kepada orang Islam.
b. اهل: ahli kitab mempunyai dua kata pengertian yang jauh berbeda. Makna kata yang pertama adalah (اها لة) yang secara etimologis berarti lemak yang didiris-iris dengan potongan-potongan kecil. Adapun kata yang kedua adalah (اهل) yang mempunyai makna keluarga. Kata (اهل) yang kedua inilah yang disebutkan dalam Al Qur'an yang bentuk jama'nya (اهلون). Adapun ahli adalah orang yang pintar dalam bidang tertentu misalkan saja ahlul kitab yaitu secara khusus untuk penganut agama Yahudi dan Nasrani.
c. كتا ب : berasal dari kata al kitab yaitu bentuk masdar dari kata kerja kataba (كتب) yang arti aslinya adalah mengumpulkan sesuatu dengan sesuatu dan arti yang lebih umum adalah mengumpulkan atau menggabungkan huruf-hirif menjadi tulisan.
d. اهل الكتا ب : mempunyai arti pemilik kitab atau pemegang kitab
e. فقو لوا : berasal dari madhi (قال), bentuk fi'il amarnya adalah (قل), bila dijama'kan maka ditambah wawu menjadi (قولوا)
3. Asbabul Wurud
Hadits ini berawal dari ada seorang sahabat Nabi yaitu Anas bin Malik yang bertanya kepada Nabi tentang hal ini, karena Anas bin Malik bertemu dengan orang Yahudi yang mengucap salam


4. Kata وعلعكم
Kata itu selalu diucapkan oleh orang muslim ketika bertemu dengan orang muslim lainnya. Masalah yang timbul sekarang adalah mengapa bila bertemu dengan satu orang muslimpun tetap memakai dlomir كم tidak memakai dhomir yang mufrod? Karena itu adalah suatu bentuk penghormatan kepada semua orang islam meskipun ia tidak ada ditempat tersebut.
5. Munasabah Hadits
لا تبد ء اليهود واا لنصا ري با السلا م و اذا لقي احدهم في طريق فاضطروهم الي اضيقه
Artinya : “ dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda : Janganlah kalian mendahului ucapan salam kepada kaum Yahudi dan Nasrani, jika kalian bertemu dengan salah satu dari mereka dijalan, maka desaklah kejalan yang lebih sempit.
6. Substansi Hadits
A. Pengertian Salam
• Salam berarti selamat atau sejahtera, dalam istilah salam adalah penghormatan (tahiyat) berupa do’a assalaamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh.(semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertaimu, begitupun rahmat Allah dan berkahNYA) yang disampaikan kepada orang lain. Menurut Al Qur’an Surat 24:27-29, salam merupakan salah satu kode etik yang harus disampaikan oleh seorang muslim ketika hendak memasuki rumah atau ruangan orang lain sebagai tanda permohonan izinnya.
• Sedangkan menurut beberapa hadits (riwayat Bukhori, Muslim, Ahmad dan Baihaqi), salam adalah salah satu hak muslim yang harus disampaikan ketika bertemu dengan sesama muslim lainnya.
• Salam pada hakikatnya mempunyai makna kedamaian, kesejahteraan dan kebebasan dari mara bahaya. Sesuatu terkait dengan makna Islam yaitu bahwa agama Islam disebut demikian karena dia membawa salam dan salamah kepada manusia lahir dan batin, itu semua berpangkal dari sikap “berdamai” atau pasrah dengan tulus kepada Allah. Maha Pencipta yang merupakan makna harfiyah perkataan Islam tersebut.
• Salam berasala dari kata dasar “salima” yang pada mulanya berarti selamat dan bebas dari bahaya.
B. Pengertian Ahli Kitab
Pengertian mengenai siapa ahli kitab itu banyak sekali versinya, dibawah ini akan diberikan beberapa pengertian tentang siapa yang disebut ahli kitab itu.
• Ahli kitab adalah sebutan penghormatan yamg diberikan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen didalam Kitab suci Al qur’an.
• Ahli kitab tidak hanya dibatasi pada kaum Yahudi dan Nasrani. Orang majusi, hindu, dan umat lain yang meyakini kitab sucinya berasal dari Tuhan, dapat dipandang dan diberlakukan sebagai ahli kitab. Sebutan ahli kitab tidak mesti mengandung arti bahwa kitab suci mereka masih asli wahyu.
• Ahli kitab adalah orang-orang yang berpegang pada ajaran Kitab suci selain Al Qur’an. Ahli kitab adalah sebutan dalam Al Qur’an untuk kaum beragama Nasrani atau Kristen dan Yahudi. Dinamakan demikian karena keduanya menurut ajaran Islam Allah menurunkan kitab Taurat melalui nabi Musa dan Injil kepada nabi Isa.
• Ahli kitab adalah orang-orang yang berpegang pada ajaran kitab suci selain Al Qur’an

.


C. Tata cara Salam
Dari Imron bin hushain ra. Berkata: seorang laki-laki datang kepada Nabi dan mengucapkan Assalaamu’alaikum kemudian Rasulullah menjawab salamnya kemudian ia duduk. Nabi SAW bersabda sepuluh, kemudian dating orang lain mengucapkan Assalaamu’alaikum wa rohmatulloh,Rasulullah menjawab salamnya kemudian ia telah duduk. Kemudian Rasulullah bersabda, dua puluh. Setelah itudatang lagi orang lain mengucapkan salam ,Assalaamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokaatuh,beliau menjawab salamnya, iapun duduk beliau bersabda, tigapuluh.
Ketentuan salam adalah sebagai berikut: yang lebih muda harus menyampaikan kepada yang lebih tua usianya, yang sedang berjalan kepada yang sedang duduk, yang sedikit kepada yang lebih banyak, dan yang berkendaraan kepada pejalan kaki, jika yang berpapasan itu sama berkelompok maka yang memberi salam cukup diwakili salah seorang dari kelompok itu, begitupun juga menjawabnya.
D. Konsep Menjawab Salam
a. Menjawab salam terhadap ahli kitab itu boleh dengan syarat salam yang diberikan oleh non-muslim itu benar dan fasih, tidak menyelewengkan bacaan sebenarnya seperti yang dilakukan oleh kaum Yahudi terhadap Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Mereka mengatakan:” Assaamu’alaikum”. Maka nabi SAW memerintahkan menjawab mereka dengan “wa’alaikum” saja. Dengan melihat pensyari’atan hokum ini, maka boleh hukumnya dengan jawaban semisal asal sesuai dengan syari’at diatas. Ada sebuah cerita yang diriwayatkan dari Abu Utsman An Nahdi, ia menceritakan :” Abu Musa pernah berkirim surat kepada Rahban (non-muslim) lalu ada yang mengatakan padanya:” apakah engkau mengawali salam padanya padahal ia kafir ?”, ia menjawab : “ ia telah mengirim surat lebih dahulu kepada saya yang didalamnya ia member salam kepadaku. Jadi aku hanya menjawabnya.”
b. Hukum menjawab salam kepada ahli kitab
Secara umum (mutlak) tidak boleh menjawab salam tanpa dibatasi ketika berada dirumahnya atau ketika berada dijalan. Seperti dalam hadits yang artinya :” Janganlah kalian mendahului ucapan salam kepada kaum Yahudi dan Nasrani, jika kalian bertemu dengan salah satu dari mereka dijalan, maka desaklah kejalan yang sangat sempit”. Dari sini dapat dipahami makna yang dipergunakan sebagai pendapat larangan memberikan penghormatan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dengan alasan ini, maka dimanapun kita bertemu(berada) dengan kaum non-muslim kita tidak boleh mengawali salam.
Sebagian ulama lainnya, yang lebih “moderat” berpendapat bahwa menjawab atau minimalnya sama dengan salam dari non-muslim itu boleh saja, begitu juga member salam kepada mereka(non-muslim), berdasarkan Al Qur’an surat An Nisa ayat 86 ( yang mengharuskan menjawab salam dengan yang lebih baikatau seimbang dengan salam yang diterima). Selain itu tidak ada salahnya seorang muslim mendo’akan orang non-muslim agar mendapat keselamatan dan kesejahteraan sebagai balasan dari pelaksanaan agama mereka(memberikan hidayah) agar mau menerima salam(memeluk salam), sebagaimana pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
c. Larangan membalas salam kutukan dari orang kafir
Aisyah RA menceritakan serombongan orang Yahudi meminta bertemu dengan Rasulullah SAW. Mereka mengucapkan “Assaamu’alaikum (racun untukmu)”,” bal ‘alaikumussaam wa la’nah”,jawab ‘Aisyah RA. Mendengar itu Rasulullah bersabda:” Ya Aisyah, sesungguhnya Allah SWT senang keramah-tamahan dalam segala urusan”. Kata Aisyah “ Tidakkah engkau mendengar ucapan mereka?”. Jawab Rasulullah “ Ya, aku mendengar, bahkan telah aku jawab “Wa’alaikum”. (HR. Muslim)
7. Pesan Moral
Dari makalah ini kita bisa mengetahui bahwa menjawab salam non-muslim itu diperbolehkan asalkan dengan syarat tertentu, tetapi kita dilarang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada non-muslim dimanapun dan kapanpun kita berada. Dengan demikian kita bisa menempatkan diri kita atau bertindak sesuai ajaran Islam.
Dengan diperbolehkannya menjawab salam dari non-muslim bukan berarti kita mengakui dan meyakini agama mereka, tetapi lebih kepada penghormatan yang kita berikan kepada mereka. Al Qur’an sendiri mengatakan bahwa apabila kamu diberi suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan serupa. Dengan adanya tuntunan seperti ini, kita bisa hidup damai dengan orang-orang non-muslim tanpa memusuhi mereka.












DAFTAR PUSTAKA

Badjeber, Ahmad Munir. Ensiklopedi Islam Al Kamil.Jakarta Timur : Darussunah Press. 2007
Deedat, Ahmed.The Choice.jakarta : Pustaka Al Kautsar. 1993
Hamid, Samsul Rijal. Buku Pintar Hadits.Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. 2006
http://id. Wikipedia.org/wiki/ahli kitab
Munawir, Ahmad Warson.Kamus Munawir
Munawar, Budi Rahman.Ensiklopedi Nur Cholish Madjid.Jakarta: Mizan. 2006
Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Indonesia.Jakarta : Djambatan.1992
Nur, Qadirun. Silsilah Hadits Shahih. Jakarta: CV. Pustaka Mantiq.1997
Syihab, Quraish. Ensiklopedi Al Qur’an Kajian Kosa Kata. Jakarta: Lentera Hati

2 komentar:

  1. bagaimana jika salam itu hanya untuk menggoda? seperti jika ada perempuan jalan sendirian ada laki-laki yang mengucap salam yang tujuannya menggoda, wajibkah kita menjawabnya?

    BalasHapus
  2. setahu saya cukup dijawab dengan kata wa'alaikum,

    BalasHapus